Kamis, 16 Agustus 2012

puisyair


Antara masa lalu dan masa depan

Kadang aku berfikir....
Kenapa waktu terus berlalu....
Kenapa waktu tak bisa berhenti sejenak,
Untuk memberi alasan kenapa ada masa lalu dan masa depan..
Kenapa waktu hanya mempunyai satu jalan ke masa depan,
Tanpa bisa mundur satu langkahpun ke masa lalu...
Aku tak mengerti dan aku masih tak tahu....,
Pada apa yang disembunyikan waktu...

Ada banyak cerita ....ada banyak kenangan....dan,
Ada banyak rasa.....ketika waktu meninggalkan masa lalu..
Ada banyak harapan....ada banyak mimpi...dan,
Ada banyak do’a.....ketika waktu mulai menuju masa depan..

Untuk masa lalu....
Aku hanya bisa mengingat dan menyimpanmu dalam kenangan...
Meski kadang, aku ingin kembali dan menikmati masa-masa manis itu..
Tapi sayang, waktu tak pernah mengzinkanku untuk kembali..
Jadi lewati saja, biar ku terima kenyataan...
Bahwa memang kita sudah berbeda...
Kau adalah dulu....dan aku adalah sekarang...

Untuk masa depan....
Aku memang tak tahu apa-apa tentangmu...
Karena ku tahu kau begitu rahasia, misterius dan,
kau masih disembunyikan waktu..
Tapi sekarang, aku akan mencoba menarikmu perlahan,
aku akan mencoba memberimu perubahan...
dan aku akan berusaha...
agar kau jadi lebih indah dari masa lalu..
karena buatku, keindahanmu adalah tujuan hidupku..
dari sekian cerita yang ku lalui di masa lalu,
aku bisa mengerti bahwa untuk sanggup mengindahkanmu,
aku harus belajar banyak dari masa lalu..
hingga aku bisa jadi lebih baik dari hari kemarin..
aku memang sedih, waktu tak bisa memberiku kesempatan,
untuk kembali ke masa lalu...,
tapi aku bahagia... waktu mau memberiku kesempatan,
untuk merencanakan masa depan yang lebih indah...
kini  ku sadar, betapa bodohnya aku...
jika sekarang aku masih menyia-nyiakan waktu..

syairku


kami disini...wahai wakil rakyat
Mereka punya telinga, tapi entah mengapa mereka mendadak tuli, ketika kami sedang menjerit sakit menahan perihnya perut yang terlilit rasa lapar.
Mereka juga tak mendengar ketika kami meronta dan berteriak memperjuangkan hak di atas kebenaran yang tertindih ketidakadilan akan hukum.
 Mereka pura-pura tak mendengar ketika angin kencang dan  suara ganas letusan gunung api telah mengguncang dan memporakporandakan rumah kecil kami.
Mereka punya mata, tapi entah mengapa mereka juga mendadak buta, ketika sekolah kami yang rusak diterpa bencana alam, mengalami ketidaklayakan, bahkan tak berwujud ruangan segi empat, hanya mereka lihat dengan satu mata dan menjadikan hal itu biasa..
Tak melihatkah mereka, kami harus putus sekolah dan berjuang mencari nafkah di pinggir-pinggir jalan membawa gelas usang dan mengharap beberapa receh dari orang lain, agar dapat kami tukar dengan sebungkus nasi.
Di sini kami menangis, menyaksikan rumah kami yang disapu angin puting beliung, di rendam banjir, dan dirobohkan getaran gempa bumi,
Di sini Kami memendam pedih dan rasa dingin, ketika memandang langit-langit rumah kami yang berlubang dan selalu meneteskan air di kala hujan turun, apalagi anyaman bambu serta papan-papan tipis yang menjadi dinding rumah kami tiba-tiba jebol diterjang angin topan,
Bahkan kami yang disini, hanya tidur beralaskan kardus tipis dan berselimut kertas koran, di bawah jembatan tua yang menjadi tempat untuk berteduh dan melepas lelah,
Tapi lihatlah mereka yang di sana,
 mereka yang sedang duduk di atas hangat dan lembutnya kursi yang dibalut dengan harga jutaan rupiah itu, tengah sibuk mengumandangkan rencana pembuatan dan perbaikan besar-besaran untuk sekedar kenyamanan dan kemewahan di bawah gedung tempat hak dan kesejahteraan kami yang seharusnya mereka perjuangkan,
mereka yang kami percayai untuk mejadi pemimpin kami menuju perubahan yang lebih baik, tengah bersemangat menimbun harta untuk berfoya-foya menikmati keberhasilannya menjadi seorang koruptor,
mereka yang kami andalkan ketika kami tengah terdera susah nan pedih, mereka berlari ke negara lain untuk sekedar berlibur dan memanjakan diri dengan fasilitas yang terbalut biaya jutaan rupiah,
ya Tuhan..........
kami marah......kami sedih.......kami bingung .....kami kecewa.......kami terpukul......kami tertinggal.....kami teracuhkan.....kami terbuang.....kami dilupakan......
tolong....Tuhan, bukakanlah...mata hati mereka.....untuk Indonesia yang lebih baik.

standar operasional prosedure


Standar operasional prosedur

Tidak adanya acuan dalam pelaksanaan pekerjaan banyak membuat organisasi tidak berfungsi dengan baik, hal ini dikarenakan para karyawan bingung atas pekerjaan yang mereka akan kerjakan selanjutnya dan pihak manajemen pun tidak mempunyai pedoman dalam pengambilan keputusan. Tidak adanya acuan dalam pelaksanaan kegiatan administrasi di lingkungan pemerintahan banyak dikeluhkan oleh para masyarakat, karena dengan tidak adanya acuan pelayanan administrasi menyebabkan proses pelayanan menjadi ‘terasa’ rumit, lamanya pelayanan dan mengindikasikan adanya praktik-praktik korupsi. Oleh karena itu dalam suatu pelaksanaan suatu pekerjaan ataupun kegiatan diharuskan adanya suatu prosedur, atau yang biasa disebut dengan standar operasional prosedur (SOP) yang mengatur berbagai tindakan atau cara agar dapat mencapai tujuan tertentu dengan baik.

A.Pengertian SOP
Administrasi merupakan kegiatan yang sangat luas cakupannya, tidak hanya sekedar pekerjaan tata usaha saja tetapi pekerjaan mulai dari pengumpulan data hingga menentukan suatu kebijakan organisasi merupakan bagian dari kegiatan administrasi. Begitu pula halnya dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu bagian dari kegiatan administrasi khususnya mendalami prosedur, system dan kegiatan pendokumentasian dalam administrasi suatu organisasi.
Agar memahami kegiatan dalam suatu pekerjaan dengan baik setiap organisasi harus memiliki suatu acuan, instruksi ataupun prosedur kerja. Karena dengan adanya prosedur atau acuan ini para karyawan, atasan, manajemen maupun masyarakat mendapatkan suatu kejelasan serta kemudahan transparansi dalam setiap prosedur pelayanan yang diberikan. Ada beberapa istilah acuan dalam pekerjaan, antara lain Work Instruction (Instruksi Kerja) dan Standar Operasional Prosedur (SOP). Kedua istilah tersebut memiliki fungsi dan makna yang sama yaitu sebagai acuan kerja perbedaannya hanya dari pemakaian istilah / bahasa dalam tiap-tiap organisasi.
Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan komitment mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk mewujudkan good governance.
Standar operasional prosedur tidak saja bersifat internal tetapi juga eksternal, karena SOP selain digunakan untuk mengukur kinerja organisasi publik yang berkaitan dengan ketepatan program dan waktu, juga digunakan untuk menilai kinerja organisasi publik di mata masyarakat berupa responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Hasil kajian menunjukkan tidak semua satuan unit kerja instansi pemerintah memiliki SOP, karena itu seharusnyalah setiap satuan unit kerja pelayanan publik instansi pemerintah memiliki standar operasional prosedur sebagai acuan dalam bertindak, agar akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dapat dievaluasi dan terukur.
Di sadur dari artikel website Universitas Kristen Petra, terdapat beberapa pengertian mengenai Standar Operasional Prosedur (SOP), yaitu :
1. SOP adalah serangkaian instruksi yang menggambarkan pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara berulang pada sebuah organisasi. (EPA, 2001)
2. SOP adalah suatu panduan yang menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses harus dilaksanakan. (FEMA, 1999)
3. SOP adalah serangkaian instruksi yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. (Lingappan, 2000)
4. SOP adalah suatu panduan yang dikemukakan secara jelas tentang apa yang diharapkan dan diisyaratkan dari semua karyawan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. (Developing, 2003)

B. Fungsi, Tujuan dan Manfaat SOP
Dalam artikel website Universitas Kristen Petra, dijelaskan fungsi dari penerapan SOP ialah untuk mendefinisikan semua konsep dan teknik yang penting serta persyaratan yang dibutuhkan, yang ada dalam setiap kegiatan yang dituangkan kedalam suatu bentuk yang langsung dapat digunakan oleh karyawan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari (Stupp, 2001). Dengan demikian dapat kita lihat dari fungsi SOP diatas bahwa tujuan dari adanya SOP ini yaitu untuk memberikan suatu konsep yang jelas, dipahami oleh semua orang dan dituangkan pada suatu dokumen prosedural dalam setiap kegiatan. Sedang manfaat adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) yaitu :
·        Menjelaskan detail setiap kegiatan dari proses yang dijalankan
·        Adanya standarisasi kegiatan
·        Membantu dalam pengambilan keputusan
·        Memudahkan dalam transparansi dan akuntabilitas sebuah organisasi
·        Mengarahkan suatu pekerjaan kepada konsep yang jelas
·        Dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan pelaksanaan suatu pekerjaan
·        Dapat digunakan sebagai sarana  acuan dalam melakukan penilaian terhadap proses layanan
·        Dapat digunakan sebagai sarana pelatihan bagi staf baru sehingga mengurangi waktu yang terbuang untuk memberikan pengarahan
·        Dapat digunakan sebagai sarana mengendalikan dan menggantisipasi apabila terdapat suatu perubahan sistem dalam organisasi
·        Dapat digunakan sebagai sarana audit sistem informasi

C. Pengembangan SOP
 Langkah-langkah pengembangan adalah sebagai berikut:
¨      Pembentukkan tim dan kelengkapannya
¨      Pengumpulan informasi dan identifikasi alternatif
¨      Analisis dan pemilihan alternatif
¨      Penulisan SOP
¨      Pengujian & Review SOP
¨      Pengesahan SOP
¨      Peraturan Per-UU-an
¨      Lingkungan Operasional
¨      Kebutuhan organisasi & Stakeholder
¨      Penilaian kebutuhan
Pengumpulan informasi dan data yang diperlukan untuk membuat SOP dapat dilakukan melalui brainstorming, focus group, wawancara, survey, benchmark dan telaahn dokumen.

D.Bentuk-bentuk SOP
Dalam mengimplementasikan suatu Standar Operasional Prosedur (SOP) di suatu organisasi, bentuk dan jenis SOP yang dibuat haruslah sesuai dengan budaya dan sistem organisasi itu sendiri. Karena inti dari pembuatan SOP ini adalah untuk memudahkan dan menjelaskan proses suatu kegiatan oleh semua pihak.
Menurut Stup (2001), ada beberapa bentuk dan criteria dalam pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP), yaitu :
1. Simple Steps
Prosedur yang singkat dan tidak membutuhkan banyak keputusan yang ditulis. SOP ini dianut oleh perusahaan yang memiliki pekerja tidak terlalu banyak.
2. Hierarchical Steps
Bentuknya cukup panjang lebih dari 10 langkah, tetapi tidak terlalu banyak keputusan.
3. Graphic Format
Bentuk ini sama seperti Hierarchical Steps yaitu cukup panjang lebih dari 10 langkah tetapi tidak terlalu banyak keputusan. Perbedaannya terletak dalam penyampaiannya, Graphic Format berisikan suatu grafik, gambar, diagram untuk mengilustrasikan apa yang menjadi tujuan dari suatu prosedur.
4. Flowchart
Prosedur yang memiliki banyak keputusan, dapat ditulis dalam bentuk ini. Flowchart merupakan grafik sederhana yang menjelaskan langkah-langkah dalam membuat keputusan. Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan Flowchart ini yaitu pemakaian simbol-simbol dalam penjelasanya, karena simbol-simbol ini memiliki arti dan makna yang berbeda.

D. Format SOP
Format SOP bervariasi diantara organisasi. Tidak ada format baku yang wajib dianutnya. Pada umumnya SOP (adminsitrasi) mempunyai kelengkapan sebagai berikut:
Sistem penomoran: penting untuk pengintegrasian SOP individual ke dalam  seluruh sistem.
Kategori SOP               : misal penanganan data (DATA), administrasi (ADM).
Tanggal efekti               : tanggal dimana SOP secara resmi digunakan.
Tanggal revisi                : tanggal diperlukannya revisi secara periodik jika diperlukan.
Halaman judul               : judul,nomor identifikasi SOP, tanggal pembuatan /revisi, tandatangan dan tanggal penandatanganan oleh pejabat

syair


KOMA

(Karya :Erviana11_9b21@yahoo.com)

Seakan terlepas dari bayangan embun yang terjatuh lewat lamunanku yang buta, mencari dan menengadahkan pandangan lugu mengitari sosok manusia yang tengah berjejal dalam pikiran yang rumit. Sesekali ku tatap ia lewat kaca jendela yang kecil,ku pikirkan apa saja yang ku simak dari pertikaian batin malam ini, namun rasanya begitu sulit untuk dapat mengerti pendapat dan kata hati yang berjuang menunjukkan arah. Andaikan menjadi sesuatu yang mungkin bisa kubaca mungkin akan menjadi lebih berharga untuk sekedar menangkap rasa takut.


Sepertinya jiwaku tengah sakit, hingga ia tertidur dan tak ingin terbangun kembali.
Bukanlah suatu kesengajaan jika mata ini tak kuasa menatap jerami-jerami yang tengah mengeluh dingin merasakan cucuran air hujan yang menembus tubuhnya kini semakin membuatnya terkikis. 

Bukan pula suatu alasan untuk tidak mendengar ayam berkokok sedang membusungkan dada dan menggagahkan diri lewat kenyaringan suaranya menembus dinding kandang kawannya di seberang jalan hingga tibalah ia mendengar sautan. Bukan, sungguh bukan itu yang sebenarnya tejadi, namun jika kau mau membuka nurani, semua ini adalah ketika hati menjadi asing, ketika hati tidak tahu harus menjadi siapa dan seperti apa untuk hidup dan ketika hati tengah tersesat dalam suatu renungan panjang yang tak bertuan. Begitu ganjil dan begitu suram. Begitu gelap dan begitu dingin.


Mungkin tidak akan benar jika waktu akan menjadi mimpi bersama harapan yang terlanjur beku di dasar kekosongan hati. Seakan langit akan segera runtuh dan menimbun beberapa wajah yang sedang terlelap.  Namun sang surya tidak juga terbangun untuk mengusir penjaga malam yang buas, yang sedang berkeliaran menyandera mimpi-mimpi kami yang tengah berbunga. Seolah memang sengaja mereka menghentikan kedipan kami yang telah lelah. 

Hingga sekarang aku harus merajut kekuatan diri untuk sekedar tinggal dalam dunia yang kecil bersama diriku sendiri. Aku mengetahui rasanya sakit itu adalah lebih dari sekedar airmata yang jatuh. Aku merasakan ini adalah ketika hujan itu tak lagi ada untuk menjadi penghilang rasa panas. Mungkin akan menjadi sesuatu yang tak bisa ku mengerti hingga kicauan burung telah menyambut embun pagi yang mengambang di atas dedaudan esok pagi.


Apakah benar ada nafas lain yang terhembus saat aku mengucapkan kata cinta untuk sang Khalik. Apakah benar ada jiwa-jiwa yang tengah mengerumuniku ketika aku sedang tak lagi berdaya menunggu keajaiban. Dan apakah benar ada debu-debu suci yang terhimpit lewat gesekan tangan dan wajahku ketika aku mengaminkan do’a dikala orang-orang sedang mendengkur.


Mungkin salah satu ruang di sana, para malaikatku tengah menatap wajahku dengan harapan yang besar. Seiring dengan gerak bibirnya yang tergigit pedih menahan air mata bersama rintihan do’a. Mungkin itu adalah isyarat untuk tidak menangisi tubuhku yang mulai kurus ini sedang terkulai di atas bulu-bulu angsa yang terselimuti kain putih, isyarat untuk tidak mendengar mulutku mengeluh ketika rasa sakit ini kembali mencumbu kedamaian yang ku sembunyikan dalam jantungku.

Aku memang mengerti rasanya, namun aku tak mengerti cara menghentikan mereka, karena darah yang mereka alirkan dalam nadiku menyimpan kasih sayang yang begitu murni tanpa bisa ku hentikan dengan sendirinya. Tapi itulah kemungkinan alasan dari mengapa tangan Izrail belum juga terulur untuk memapahku hari ini.